Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan World Agroforestry (ICRAF) telah menyelenggarakan Sustainable Development Goals Seminar Series (SDG’s Seminar Series) yang ke #75 kemarin sore dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia. Adapun tema yang diusung adalah “Groundwater and Land Subsidence“. Seminar ini dilaksanakan secara daring menggunakan media Zoom meeting, live YouTube, dan live report story Instagram. Pembicara pada seri kali ini adalah Dr. Ni’matul Khasanah (Ecological Modelling Scientist, Researcher at World Agroforestry (ICRAF) Indonesia) dan Dr. Erlis Saputra, S.Si., M.Si. (Urban Geographer and Regional Development; Head of the Department of Development Geography; Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada). Moderator SDGs #75 oleh Dr.rer.nat. Arry Retnowati, S.Si., M.Sc. (Dosen Prodi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi UGM). Host seminar adalah Dr. Geog. Dodi Widiyanto, S.Si., MRegDev. (Ketua Prodi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada). Sambutan juga diberikan oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. (Dekan Fakultas Geografi UGM).
Pemaparan pertama oleh narasumber Dr. Ni’matul Khasanah menjelaskan terkait Pertanian Berkelanjutan, Emisi Karbon Rendah dan Ko-Investasi Sumberdaya Air di Daerah Aliran Sungai Rejoso. Berdasarkan analisis ilmiah, DAS Rejoso terbagi menjadi 3 tipologi, yaitu hulu, tengah, dan hilir yang kemudian diketahui terdapat tekanan karena peningkatan populasi dan kepentingan stakeholder di DAS Rejoso. Tekanan ini menimbulkan isu lingkungan, seperti banjir, penurunan debit mata air, dan longsor. Isu ini muncul karena ada perubahan penggunaan lahan basis pohon menjadi hortikultura tidak berkelanjutan yang mengakibatkan laju infiltrasi tanah menurun. Beberapa kegiatan konservasi, seperti meningkatkan tegakan pohon dan pembuatan rorak dilakukan dengan harapan meningkatkan laju infiltrasi tanah sehingga keseimbangan antara air masuk dan air keluar tercapai. Upaya ini sejalan dengan tujuan SDG’s ke-2 meningkatkan pertanian berkelanjutan, ke-6 ketersediaan air, dan ke-13 memerangi perubahan iklim. Pengelolaan SDA ini perlu meninjau kondisi bentang lahan, sosial ekonomi masyarakat, dan kolaborasi swasta serta publik.
Dr. Erlis Saputra, S.Si., M.Si. pada sesi selanjutnya memaparkan terkait Land Subsidence : Permasalahan yang sering terlupakan dan sulit diselesaikan?. Land subsidence merupakan penurunan permukaan bumi, secara gradual atau tiba-tiba karena proses alam atau kegiatan manusia yang kemudian penting dipahami. Land subsidence ini masif terjadi di Pulau Jawa yang salah satu penyebab utamanya adalah ground water extraction. Land subsidence ini penting untuk ditangani karena land subsidence umum ditemukan dengan cakupan area yang luas, dapat menjadi multiple-combined hazards, termasuk long term disaster, serta dampaknya berkaitan dengan banyak aspek kehidupan. Beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat lokal adalah pengoptimalan drainase, mangrove reforestation, pembuatan DAM, dan konservasi DAS. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah penting untuk hadapi bencana ini.
Sesi terakhir pada seminar ini merupakan sesi diskusi interaktif dari peserta yang terdiri tidak hanya dari unsur mahasiswa, tetapi juga dosen dari berbagai Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia, Pemerintah, private sector serta masyarakat umum.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada Ibu/Bapak yang telah berkenan hadir dalam SDG’s Seminar Series. Sekaligus mengundang Ibu/Bapak untuk berkenan hadir kembali dan mengajak kolega pada SDG’s Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Terus ikuti perkembangan kami melalui:
- YouTube SDGs Seminar Series Fakultas Geografi UGM http://bit.ly/SDGsSeminarSeriesFakultasGeografiUGM
- Instagram: @sdgsseminarseries
- Website: https://sdgs.geo.ugm.ac.id/
- Medium Citrakara Mandala: Seminar SDG’s Series
Salam SDG’s