Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM berkerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk DIY telah menyelenggarakan Sustainable Development Goals Seminar Series (SDG’s Seminar Series) yang ke #82 kemarin pagi. Adapun tema yang diusung adalah “Peran Pemuda Dalam Upaya Penurunan Angka Stunting”. Seminar dilaksanakan secara daring menggunakan media Zoom, live YouTube, dan live report story Instagram. Pembicara yang hadir pada seri kali ini adalah Vinky Ivandira (Anggota Komunitas Pemuda Peduli Stunting, Mahasiswi FISKOM UKSW), Shafa Widad Safina (Peserta KKL 3, Prodi PW, UGM), Putri Rahmadyani Condroasih (Ketua Tim STUNTECH, Mahasiswi FK-KMK UGM). Penanggap untuk seri kali ini adalah Erlina Hidayati Sumardi, SIP., M.M. (Kepala DP3AP2 DIY). Pengantar wacana oleh Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc. (Guru Besar DGP, FGE, UGM). Moderator seminar ini adalah Alia Fajarwati, S.Si., M.IDEA. (Dosen DGP, UGM). Host seminar ini Dr. Erlis Saputra, M.Si. (Ketua DGP, FGE, UGM). Sambutan diberikan oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. (Dekan FGE UGM).
Pemaparan pertama oleh pembicara Vinky I. menjelaskan terkait gerakan Mahasiswa Penting (peduli stunting) di Salatiga. Tingginya angka stunting di Salatiga dipengaruhi oleh pola asuh, sanitasi, gizi ibu yang perlu diselesaikan dengan kerjasama pentahelix. Salah satu upaya yang digalakkan adalah program “Mahasiswa Penting” dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pencegahan stunting melalui kegiatan edukasi masyarakat, penguatan & pendampingan kader dan pendampingan Dapur Sehat dengan implementasi program forum anak, taman baca, dan FGD.
Shafa W. menjelaskan terkait kasus stunting sebagai salah satu tantangan pembangunan berkelanjutan di Salatiga. Salatiga telah melakukan strategi penanggulangan stunting di tingkat kota (rembug stunting & upaya pencegahan pernikahan dini), kecamatan (penyuluhan pola asuh, konsultasi gizi), & kelurahan (pendampingan stakeholder untuk tim pendamping keluarga). Rekomendasi yang diberikan untuk menangani stunting adalah memaksimalkan peran kader posyandu/puskesmas, optimalisasi posyandu remaja & rumah pemulihan gizi dan modifikasi media informasi stunting.
Putri R. memaparkan terkait Stuntech. Stuntech adalah hasil PKM yang dibuat oleh Putri dan tim yang didasarkan pada permasalahan platform media layanan stunting dengan target pengguna orang tua, kader posyandu, petugas kesehatan. Fitur utamanya adalah Stunting Trace untuk deteksi dini anak stunting dengan memasukkan data anak yang menghasilkan informasi kondisi anak. Fitur stunting info & stunting maps juga tersedia yang diharapkan bantu manajemen stunting Indonesia.
Sesi berikutnya adalah sesi tanggapan oleh Ibu Erlina yang menyampaikan bahwa permasalahan stunting nasional tidak hanya karena faktor gizi, pola asuh, pernikahan dini, tetapi juga gender equality. Faktor tersebut terlihat pada hal pemenuhan makanan di keluarga yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan hingga ketidaksiapan psikologis bagi ibu ketika pernikahan dini sehingga berdampak pada pemenuhan gizi anak yang tidak terkontrol. Perlu disiapkan strategi khusus pada edukasi ibu muda guna mencegah stunting hingga pendampingan kesehatan bagi para remaja.
Sesi terakhir pada seminar ini merupakan sesi diskusi interaktif dari peserta yang terdiri tidak hanya dari unsur mahasiswa, tetapi juga dosen dari berbagai Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia, Pemerintah, private sektor, praktisi-pemerhati SDGs, serta masyarakat umum.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada Ibu/Bapak yang telah berkenan hadir dalam SDG’s Seminar Series. Juga mohon maaf sebesar-besarnya atas segala yang tidak berkenan. Sekaligus mengundang Ibu/Bapak untuk berkenan hadir kembali dan mengajak kolega pada SDG’s Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Terus ikuti perkembangan kami melalui https://lynk.id/sdgseminarseries
Salam SDG’s