Sustainable Development Geography Seminar Series bulan maret yang dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2016 mengangkat tema Pendekatan dan Praxis Geografi Pembangunan Berkelanjutan untuk Pengelolaan Wilayah Terpadu Tokoh yang menjadi narasumber dalam seminar series bulan maret ini adalah Bapak Irawan selaku Wakil Bupati Kabupaten Temanggung, Dr. Estuning Tyas Wulan Mei, M.Si sebagai Dosen dalam Departemen Geografi Pembangunan, budayawan sekaligus seniman Ki Mujar Sangkerta, Bapak Darma yang merupakan praktisi didalam DPRD DIY.
“Pembangunan berkelanjutan adalah saat kita memenuhi kebutuhan saat ini jangan sampai di masa yang akan datang terkena imbasnya. Sustainability itu tidak bisa diukur, tetapi di pembangunannya yang dapat diukur”, Kata Dr. Estuning Tyas selaku pembicara dalam sesi pertama. Ruang baru di dalam pembangunan salah satunya adalah munculnya ruang virtual. Prakteknya di Indonesia seringkali dirasa membingungkan dikarenakan setiap program pembangunan yang ada di tiap daerah akan berubah seiring dari pergantian masa kepemimpinan. RPKD dapat juga menyimpan aspirasi masyarakat namun seringkali aspirasi yang dipilih dari masyarakat adalah aspirasi yang mendukung kepemimpinan saat itu sehingga menyimpang dari geografi pembangunan seharusnya. Hal tersebut disampaikan oleh bapak Irawan yang menjabat sebagai Bupati Temanggung dalam sesi diskusi kedua seminar series sore itu.
Banyak diskusi yang diajukan oleh peserta berkaitan persetujuan atas materi yang disampaikan bapak Irawan mengenai program perencanaan pembangunan di Indonesia yang tidak memiliki keberlanjutan pembangunan dan terjadi perubahan disetiap program kepemimpinan. Diskusi lain juga membahas mengenai turbulensi ekonomi yang sulit dimengerti dan pandangan mengenai geografi pembangunan dalam keadaan ekonomi saat ini. Geografi pembangunan memiliki dasar pandangan geografi yang melihat aspek spasial yang ada, dimana wilayah mana yang membutuhkan pembangunan terlebih dahulu. Diskusi selanjutnya membahas mengenai keterkaitan turunan tujuan dari MDGs menjadi SDGs serta konsekuensi pada Indonesia. Diskusi pada sore itu ditutup oleh penampilan aksi melukis budayawan Ki Mujar Sangkerta yang menorehkan karya berkelanjutan dari tiap-tiap goresan yang ditorehkan oleh pembicara sehingga menjadi karya bersama yang menarik.