Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM telah menyelenggarakan Sustainable Development Goals Seminar Series (SDG’s Seminar Series) yang ke #90 pada hari Rabu, 28 Juni 2023, jam 13.00-15.00 WIB. Adapun tema yang diusung adalah “Seagrass as Nature-based Solutions for Achieving SDGs targets”. Seminar dilaksanakan secara daring menggunakan media Zoom meeting, live YouTube, dan live report story Instagram. Pembicara pada seri kali ini adalah Bapak Dr. Udhi Eko Hernawan, S.Si., M.Sc. (Kepala Pusat Riset Oseanografi BRIN) dan Bapak Dr. Pramaditya Wicaksono, M.Sc. (Ketua Program Studi Kartografi dan Penginderaan Jauh, Departemen Sains Informasi Geografi, Fakultas Geografi UGM). Pengantar materi adalah Bapak Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. (Sekretaris Dewan Guru Besar UGM dan Dosen Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi UGM). Moderator seminar ini adalah Bapak Agung Satriyo Nugroho, S.Si., M.Sc. (Dosen Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi UGM). Host seminar adalah Bapak Dr. Geog. Dodi Widiyanto, S.Si., M.Reg.Dev. (Ketua Program Studi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi UGM). Sambutan seminar diberikan oleh Ibu Dr. Dyah Rahmawati, S.Si., M.T., M.Sc. (Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Kerja Sama, Fakultas Geografi UGM).
Narasumber Bapak Dr. Udhi Eko Hernawan, S.Si., M.Sc. memaparkan terkait potensi dan tantangan restorasi lamun sebagai nature based solution untuk penanganan perubahan iklim. Nature based solution adalah tindakan untuk melindungi, mengelola secara berkelanjutan, dan memulihkan ekosistem alam yang mengatasi tantangan sosial secara efektif dan adaptif dan memberikan kesejahteraan kepada manusia serta manfaat keanekaragaman hayati. Blue carbon adalah karbon yang diserap dan disimpan di lingkungan laut, ini dapat ditemui di kawasan padang lamun. Indonesia merupakan negara dengan 20% spesies lamun yang ada di dunia. Lamun memiliki fungsi untuk mengurangi emisi karbon, mendukung produksi perikanan, peningkatan kualitas air, dan mengurangi potensi abrasi. Untuk restorasi padang lamun perlu memperhatikan beberapa hal seperti pemilihan lokasi yang tepat, besarnya skala perencanaan, dan keterlibatan komunitas lokal. Sementara tantangan untuk restorasi padang lamun adalah tingkat kelangsungan hidup rendah dan biaya yang tinggi.
Narasumber Bapak Dr. Pramaditya Wicaksono, M.Sc. memaparkan terkait penginderaan jauh untuk pemetaan lamun. Konsep dasar pemetaan tersebut meliputi air yang relatif jernih, perairan dangkal secara optik, dan resolusi yang cocok dengan kondisi dan lingkungan lamun. Masalah terkait pemetaan diantaranya terkait koreksi gambar, akurasi, serta kompleksitas habitat lamun dan lingkungannya. Citra satelit yang digunakan untuk pemetaan lamun adalah Sentinel-2 dan PlanetScope. Lamun memiliki pola yang unik di setiap padang lamun, pola tersebut terkait dengan faktor lingkungan. Pemetaaan lamun dilakukan dengan memperhatikan persentase tutupan lamun, indeks luas daun, komposisi spesies, dan karbon di atas permukaan tanah. Rekomendasi langkah untuk menjaga lamun diantaranya dengan mendukung pengembangan kelompok untuk para peneliti lamun, serta mengembangkan peta global tentang distribusi dan keadaan lamun.
Sesi terakhir pada seminar ini merupakan sesi diskusi interaktif dari peserta yang terdiri tidak hanya dari unsur mahasiswa, tetapi juga dosen dari berbagai Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia, Pemerintah, private sektor, praktisi-pemerhati SDGs, serta masyarakat umum.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada Ibu/Bapak yang telah berkenan hadir dalam SDG’s Seminar Series. Kami juga memohon maaf sebesar-besarnya atas segala yang tidak berkenan. Sekaligus mengundang Ibu/Bapak untuk berkenan hadir kembali dan mengajak kolega pada SDG’s Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Terus ikuti perkembangan kami melalui https://lynk.id/sdgseminarseries
Salam SDG’s