Perubahan iklim menjadi hal yang tidak terelakkan. Semua sektor kehidupan merasakan dampak yang ditimbulkan. Dampak negatif atau positif kembali lagi ke persepsi setiap orang. Ada satu kalangan yang menganggap suatu dampak adalah dampak negatif tapi kalangan lain menerima itu sebagai suatu hal yang menguntungkan mereka. Oleh karena itu, yang penting dimiliki dan dipersiapkan adalah kemampuan adaptif yang tinggi. Hal ini akan menentukan bagaimana dampak negatif dapat diminimalisir. SDGs kali ini akan membahas tentang perubahan iklim dan resiliensi komunitas. Seperti yang dicantumkan dalam SDGs poin ke-5 (gender equality), ke-11 (sustainable cities and communities), dan ke-13 (climate action), forum SDGs kali ini akan membahas perubahan iklim dilihat dari berbagai perspektif.
Informasi lebih lanjut mengenai hal-hal yang dibahas dalam forum kali ini, dapat dilihat dari notulensi berikut. Selamat belajar, selamat berkontemplasi!
***
SDGs #11
Tema
Climate Change and Community Resilience
Tanggal/Pukul
Selasa, 29 November 2016/15.30-17.30
Tempat
Auditorium Merapi, Fakultas Geografi
Pembicara
Dr. Emilya Nurjani, M.Si (Climate Expert)
Mustafa Elnagi Elsamani Hussan (Sudan)
Surani Hasanati, M.Sc (Gerakan Srikandi)
Prof. R. Rijanta (Moderator)
PEMBUKAAN
Oleh: Prof. Baiquni (Ketua Departemen Pembangunan Fakultas Geografi)
- Perkenalan Pembicara
- Penyampaian informasi acara puncak seminar SDGs tanggal 9 Desember 2016
ISI
Sesi 1
Oleh: Dr. Emilya Nurjani, M.Si
“Kota Berketahanan Iklim”
- Bagaimana kita menilai kota kita sendiri, apakah sudah tahan terhadap iklim?
- Iklim termasuk dalam salah satu tema dalam SDGs, yaitu climate action.
- Tujuan pertama: mengetahui macam-macam bencana, diantaranya banjir, angin yangmana bencana tersebut semakin meningkat terjadi.
- Lalu perubahan iklim apa? Penyebab utamanya adalah perubahan penggunaan lahan. Hal tersebut yang paling berpengaruh adanya bencana. Aktivitas manusia bersinggungan langsung dengan perubahan penggunaan lahan.
- Selain itu, adanya permasalahan tingginya gas emisi karbon.
- Tren prediksi cuaca di berbagai tempat berbeda-beda.
- Apa sektor-sektor yang rentan terhadap perubahan iklim? Pertanian, kesehatan, ekosistem dan hutan, sumberdayaair yang berhubungan erat dengan bencana.
- Dampak perubahan iklim diantaranya Urban Heat Island (UHI) di kota-kota besar mungkin kota-kota yang memiliki banyak lahan terbangun, seperti permukiman; gelombang panas di permukaan; hujan deras; intensitas aktivitas badai tropis siklon meningkat à aktivitas siklon meningkat.
- Terdapat program pengurangan resiko bencana untuk menanggulangi terjadinya bencana.
- Tujuan kedua: Peraturan perundang-undangan
- Terdapat delapan sektor (institusional) yang bergabung dan menanggulangi bencana yang terjadi di Indonesia à sudah ada peraturannya.
- Tujuan ketiga : Pengaruh mitigasi
- Kebijakan-kebijakan dalam mitigasi bencana di berbagai negara banyak yang sederhana, tetapi sangat pro terhadap iklim, misalnya membangun pedestrian untuk mengurangi karbon.
- Apa yang sudah dilakukan? Mengajak serta mahasiswa untuk penelitian terjakait perubahan iklim. Di UGM sendiri terdaoat mitigasi dan adapatasi terhadap perubahan iklim, yaitu adanya embung, kantong parkir hijau, kebijakan bersepeda, dan penyediaan air minum di lingkungan kampus.
- Perlu adanya sebuah strategi yang telah dipersiapkan dengan baik sebuah kota untuk bertindak dan bereaksi secara efektif dalam menghadapi perubahan iklim.
Oleh: Mustafa Elnagi Elsamani Hussan
- Climate changes in Africa
Perubahan suhu di Africa yang mempengaruhi kebutuhan dasar yang diperlukan oleh masyarakat. Selain itu mempengaruhi habitat dan ekosistem di Afrika yang disebabkan oleh deforestation, dll
- Climate changes dapat disebabkan baik karena dari faktor iklmi itu sendiri dan ada pula karena non-climatic factors (Sosek).
- Hal-hal tersebut mengantarkan kita kepada kemiskinan endemic, kelaparan, tingginya level penyakit, adanya konflik, rendahnya pembangunan, dna rendahanya kapasitas adaptif.
- Konflik di Afrika dapat dikatakan sebagai penyebab maupun dampak.
- Gas rumah kaca merupakan dampak yang paling dihasilkan karena adanya perubahan iklim.
- Hal-hal yang dibutuhkan untuk menghadapai perubahan iklim adalah good governance, adanya akses teknologi, melibatkan masyarakat dalam pembangunan, dan adaya hubungan (regional, national, dan international).
Oleh: Surani Hasanati, M.Sc
“Srikandi Sungai Indonesia”
- Latar belakang: Terdapat dalam tema SDGs à kesetaraan gender, climate action diantaranya.
- Program nasional terdapat kebijakan three ends
- Terdapat pula isu terkini à bonus demografi (resiko perempuan dan resiko lingkungan).
- Prinsip srikandi sungai: sangat mendukung restorasi sungai à pengelolaan sampah agar sampah tidak masuk ke sungai untuk mewujudkan sungai yang cantik, bersih, dan indah.
- Program SSI untuk SDGs yaitu mengasuh sampah untuk menghidupakan peradaban sungai di era global. Prinsip kelola limbah dan sampah dari pasar, dapur, dan sumur.
- Launching dan deklarasi SSI adalah tanggal 29 April 2016.
- SSI sudah bermunculan di beberapa daerah, yaitu Klaten dan Jombang.
- Roadmap SSI 2016-2020 diawali dari inisiasi pada tahun 2016 sampai kepada peningkatatan ekonomi pada tahun 2020.
- Progran SSI beragam di berbagai daerha, misalnya pengurangan dalam penggunaan plastik.
PERTANYAAN/TANGGAPAN
- Siel
Sungai besar di Flores tidak begitu banyak, biasanya muncul sungai-sungai kecil pada musim-musim tertentu (sungai musiman). SSI di Flores belum ada, apakah dari Ketua SSI bisa melebarkan sayap hingga ke Flores?
Jawab: Iya.
- Mahasiswi magister adminstrasi publik
Jangan menggunakan seng yang menyebabkan gas emisi à kebijakan dari pemerintah bisa saja mengeluarkan kebijakan untuk menggunakan seng yang ramah lingkungan. Padahal di desa ada yang menggunakan bahan-bahan alami tetapi dianggap masih ketinggalan jaman sehingga menimbulkan gejolak sosial. Lalu bagaimana supaya mengurangi hal tersebut?
Jawab: Sudah terdapat sektor-sektor yang terlibat dalam menanggulangi perubahan iklim. Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda, sehingga balik lagi ke potensi yang mereka miliki dalam menggunakan atap baik secara alami maupun non alami. Berbeda daerah à berbeda potensi à berbeda kebijakan penggunaan bahan untuk atap
- Adakah kegiatan yang mengedukasi anak-anak atau bapak-bapak?
Jawab: ada buku pelatihan untuk anak-anak, sedangkan untuk keterlibatan laki-laki masih dirundingkan.
- Rijanta
Mengapa di Afrika terdapat jembatan yang dibangun diatas sungai, tetapi untuk membuat jembatan tersebut menggunakan tanah di sungai sehingga dapat diprediksi akan banjir. Lalu tanggapannya?
Jawab: Sungai tersebut sungai terpanjang.
PENUTUP
Oleh: Prof. Rijanta
- Reminder kembali terkait jadwal untuk tanggal 9 Desember 2016
Sumber : Youtube (The Daily Conversation)