SDGs Forum kembali mengadakan seminar bulanan untuk kedelapan kalinya diadakan dengan mengangkat tema bulan ini pemuda memaknai kemerdekaan. Menghadirkan mahasiswa-mahasiswa berprestasi dari dalam fakultas geografi yang mewakilkan berbagai kelompok dan lembaga di dalam kampus. Lambang Septiawan sebagai ketua BEM Fakultas Geografi, Heni Ermawati sebagai ketua Geografi Study Club, dan Furqan Abdul Rais Zordi sebagai Sekjen IMAHAGI. Bertempat di Auditorium Merapi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada pada tanggal 29 Agustus 2016 pukul 15.30 hingga 17.30 WIB, pembukaan seminar dibuka dengan film Merah Putih yang menceritakan pendakian MAPAGAMA di Himalaya. Film Merah Putih yang belum lama dibuat ini untuk mendokumentasikan pengibaran bendera merah putih di Gunung Sokangri oleh para srikandi MAPAGAMA. Proses pendakian yang memiliki banyak hambatan yang dihadapi membuat semangat pemuda dalam memaknai kemerdekaan begitu dirasakan oleh peserta yang hadir cukup banyak di sore hari itu.
Lambang setiawan sebagai ketua BEM Geografi yang menjadi pembicara pertama semakin mengobarkan semangat kemerdekaan pemuda dengan pembahasan peran mahasiswa sebagai agent of change namun memiliki banyak ironi saat ini. Tantangan yang begitu banyak dapat hadir dari membangun sikap nasionalisme atau cinta tanah air, mengisi kemerdekaan, Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan membuat pemuda di tanah air akan saling bersaing dengan masyarakat ASEAN, dan bonus demografi yang disebut-sebut sebagai Indonesia Emas 2045. Penutupan oleh mas Lambang setiawan menjadi semakin membakar dengan pengutipan kata berupa “Seribu orang tua bisa bermimpi, satu pemuda bisa mengubah dunia” yang dikutip dari Ir. Soekarno. Furqon Abdul Rais Zordi sebagai pembicara ketiga ikut menambahkan hal yang sama dengan Lambang Setiawan dengan pembukaan bonus demografi 2045 nanti akan memaksa pemuda sebagai katalisator perubahan dalam masyarakat serta kekuatan pemuda akan mampu menjadi kotribusi bangsa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ada.
Heni Ermawati sebagai pembicara kedua menambahkan sikap mahasiswa sebagai akar suatu bangsa dapat dilakukan dengan hal-hal kecil didalam dunia perkuliahan atau hal kecil yang dapat dilakukan didalam suatu lingkungan karena dari hal-hal kecil tersebut dapat menjadi tombak pembangunan suatu bangsa. Ilmu yang dimiliki didalam dunia perkuliahan dapat di bagikan didalam lingkungan sekitar atau dipraktekkan di dalamnya.
Presentasi yang dilakukan keempatnya menjadi pemecah dalam sesi diskusi yang ada dengan pertanyaan dari para mahasiswa yang hadir. Pertanyaan diskusi berupa masa depan bangsa apabila pemuda yang ada diberikan tawaran pekerjaan yang lebih menarik di luar tanah air serta bagaimana menunjukkan peran geografi dalam bangsa agar tidak dipandang remeh memberikan poin penting bahwa momen bekerja di luar negri dapat mengambil segi positif yang ada berupa kebaikan yang ada di negri lain menjadi poin pemacu Negara dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang ada serta hal-hal yang menjadi negatif suatu Negara dapat menjadi bahan pembelajaran. GEGAMA yang juga dihadirkan dalam sore itu memberikan pesan yang cukup sesuai dengan keadaan pemuda sekarang yaitu tidak meninggal apapun kecuali jejak, tidak mengambil apapun kecuali gambar, dan tidak membunuh apapun kecuali waktu.